Power of thank you

Hari Rabu dan Kamis kami sekantor pergi ke Puncak untuk melakukan Training. Training ini bersifat training mental. Bukan outbound maupun training hardskill. Training diadakan di villa milik Orang tuanya NOD. Sudah lama gue tidak ke sana. Dulu kami sekantor sering berlibur ke sana. Awalnya gue skeptis akan menikmati training ini karena pesertanya kurang akrab bagi gue. Kembali gue teringat teman-teman kantor gue yang sudah keluar. Teringat kita belum pernah sama sekali pergi berlibur 1 kantor. Pernah ke bandung tapi itu pun hasil inisiatif sendiri, bayar sendiri-sendiri. Kantor hanya menyediakan sewa mobil. Dan tidak semua anak ikut.


Kita berangkat menju puncak sekitar jam 8. Di TIS Tebet kita menjemput 2 orang trainer itu. Trainernya yang cowok keturunan Cina berumur sekitar 40. Penampilan santai. Kata bos gue yang sudah pernah training dengan dia, dia termasuk orang yang paling beruntung. Sering memenangkan undian. Mobil, jam, jalan-jalan ke luar negeri dan banyak lagi.

Sampai villa, setelah beristirahat sebentar kita mulai trainingnya. Unlocking The Power in You. Dia mengatakan kita manusia ini sebenarnya hidup di bumi ini hanyalah untuk menikmati hidup. Sederhana saja. Tapi diri kita sendiri , didukung oleh keluarga dan lingkungan masyarakat yang membuatnya menjadi rumit. Kita secara tidak sadar membangun dinding-dinding di sekitar kita yang membatasi gerakan kita.

Alam bawah sadar yang selama ini menemani kita hidup sering kali kita abaikan karena kita sering terlalu berpikir yang rumit. Ibaratnya jika hendak ke satu titik kita harus melalui jalan berliku terlebih dahulu. Maksud dari jalan berliku adalah pemikiran kita.

Yang lebih penting lagi adalah kita selalu ragu-ragu dalam menciptakan kehendak. Selalu ada kata, "tidak", "jangan" dan kata-kata negative lainnya. Kita menginginkan sesuatu tapi dalam hati kita sering berkata"Bisa gak ya? " Jadi perlu bagi kita untuk "Menginstall" ulang pikiran kita. Berkata terhadap alam bawah sadar kita hal-hal yang positive. Dan tidak lupa mengucapkan terima aksih kepada alam abwah sadar kita karena telah menemani kita selama ini.

Di hari kedua training kita disuruh menuliskan minimal 3 surat yang isinya mengucapkan terima aksih terhadap orang-orang yang berada di kantor yang hadir di training ini. Simple, sederhana, hanya di secarik kertas HVS yang dibagi 3 tapi sebenarnya hal itu sulit sekali dilakukan jika tidak disuruh seperti ini. Dan hal ini menyadarkan gue. Gue menulis surat untuk NOD, Apit, Linda, Iin, Echa , Evan dan Rizal. Dan akhirnya airmata itu tidak dapat dibendung. Gue menangis sejadinya di kamar mandi. Gue menyadari betapa sebenarnya gue termasuk anak yang beruntung selama ini. Tapi kesedihan membutakan gue.

Dalam prosesi melihat masa depan melalu timeline gue seklias melihat gue mempromosikan buku gue. Menulis buku adalah goal gue. Apa yang sduah gue alami ini, pahit manis pada akhirnya berujung kepada kebahagiaan. Gue termasuk orang yang beruntung. Dan gue ingin membagi penglaaman gue ini kepada orang lain.

Comments

Popular Posts