World Cup
Piala Dunia 2010 telah 1 minggu berlangsung di Afrika Selatan. Salah satu ajang olahraga terbesar di dunia. Diminati sebagian besar warga dunia dan juga warga Indonesia. Banyak acara nonton bareng diadakan di tempat2 hiburan seperti restoran, bioskop dan cafe. Bahkan sekarang warung makanan di pinggir jalan dan juga mini market menyediakan TV Raksasa yang menayangkan pertandingan sepakbola untuk menarik minat pengunjung. Bahkan tukang potong rambut pun menyempatkan melihat ke TV kecil di pojok ruangan yang sedang menayangkan world cup padahal dia sedang memotong rambut gue.
Di rumah pun demikian. Bokap jadi pemegang utama remote tv. Film-film bagus yang ditayangkan TV2 yang tidak menayangkan world cup harus tersingkirkan.
Anehnya, sebanyak apapun peminat sepak bola di Indonesia, tim nasional sepakbola indonesia jauh sekali dari prestasi gemilang. Jauh sekali dari keikutsertaan di piala dunia. Bahkan di ajang - ajang yang di bawah piala dunia.
Apa penyebabnya gue gak tau pasti. Gue tidak memperhatikan. Itu tugas mereka. Itu tugas para pencinta sepak bola yang selalu mengikuti tiap menit liga-liga dunia di TV maupn di koran. Mereka tentunya bisa melihat apa saja yang dilakukan tim2 asing itu dalam tiap gerakannya. Informasi bukan sesuatu yang sulit didapat saat ini. Pelatih asing sudah bisa didatangkan. Ah, banyak lah yang bisa dilakukan. Tapi sepertinya tidak dilakukan. Atau dilakukan tapi tidak dengan benar.
Sebagian besar penduduk Indonesia suka sepakbola. Hanya sebagaian kecil penduduk Amerika suka sepakbola. Tapi sekarang tim mereka berhasil ikut bertarung di piala dunia.
Pemain sepak bola top kelas dunia datang ke Indonesia dan membintangi sejumlah iklan. Salah satunya minuman energi. Dengan arogannya jargon iklan minuman tersebut mengklain bahwa pemain tersebut sukses karena produk itu.
Kemarin terjadi pertandingan antara Belanda dengan Jepang. KEduanya adalah negara yang pernah menjajah Negeri ini. Kini mereka berperang di medan pertempuran bernama Piala Dunia. Dan Bangsa Indonesia, sekali lagi, hanya bisa menonton
Di rumah pun demikian. Bokap jadi pemegang utama remote tv. Film-film bagus yang ditayangkan TV2 yang tidak menayangkan world cup harus tersingkirkan.
Anehnya, sebanyak apapun peminat sepak bola di Indonesia, tim nasional sepakbola indonesia jauh sekali dari prestasi gemilang. Jauh sekali dari keikutsertaan di piala dunia. Bahkan di ajang - ajang yang di bawah piala dunia.
Apa penyebabnya gue gak tau pasti. Gue tidak memperhatikan. Itu tugas mereka. Itu tugas para pencinta sepak bola yang selalu mengikuti tiap menit liga-liga dunia di TV maupn di koran. Mereka tentunya bisa melihat apa saja yang dilakukan tim2 asing itu dalam tiap gerakannya. Informasi bukan sesuatu yang sulit didapat saat ini. Pelatih asing sudah bisa didatangkan. Ah, banyak lah yang bisa dilakukan. Tapi sepertinya tidak dilakukan. Atau dilakukan tapi tidak dengan benar.
Sebagian besar penduduk Indonesia suka sepakbola. Hanya sebagaian kecil penduduk Amerika suka sepakbola. Tapi sekarang tim mereka berhasil ikut bertarung di piala dunia.
Pemain sepak bola top kelas dunia datang ke Indonesia dan membintangi sejumlah iklan. Salah satunya minuman energi. Dengan arogannya jargon iklan minuman tersebut mengklain bahwa pemain tersebut sukses karena produk itu.
Kemarin terjadi pertandingan antara Belanda dengan Jepang. KEduanya adalah negara yang pernah menjajah Negeri ini. Kini mereka berperang di medan pertempuran bernama Piala Dunia. Dan Bangsa Indonesia, sekali lagi, hanya bisa menonton
Comments