Calm Down

Bagi pengikut aliran Muhammadiyah gue sudah berpuasa 8 hari. Alhamdulillah belum ada yang bolong. Meski beberapa kali gue mengalami migrain di siang harinya. Belakangan gue harus mengkonsumsi paracetamol dulu saat sahur. Memprihatinkan memang. Tapi mau bagaimana lagi, load kerjaan masing banyak. Ada 1 project yang sedang berjalan untuk bulan september ditambah 2project  pitching. Dua kali gue keluar kantor untuk ketemu client dan survey. Ketemu client di coffee shop saat masih berpuasa. Survey di mall siang hari sambil nemenin teman-teman kantor yang tidak berpuasa untuk makan siang. Banyak teman kantor tidak berpuasa bukan karena beda agama. Sebenarnya tidak terlalu gue permasalahkan. Itu keputusan mereka. Lalu kenapa gue bertahan? Entahlah. Gue bukannya orang yang religius sekali. Bukan orang yang sok suci. Tapi bertahan demi menahan lapar di siang hari itu bagi gue sebmacam perjuangan. Semacam komitmen. Gue sudah memutuskan memeluk agama ini dan kalau ada ibadah yang mengharuskan berpuasa, mengapa tidak? Bangga rasanya bisa tahan dari godaan. Bagi gue bagaikan memeprtahankan opini, ego, jati diri. Semoga perumpamaan gue itu tidak salah.

Sudah 34 tahun ini tapi jujur gue masih berat menjalankan puasa. Jangan tanya puasa sunnah atau membayar puasa di luar bulan Ramadhan yah. Kelaut aja deh. Gue suka kagum dengan orang yang masih bisa menjalankan ibadah puasa Senin Kamis misalnya. Fisik gue sangat lemah. Jadi dalam bekerja pun jadi agak lambat. Apalagi sekarang yang saat tidak puasa pun rasanya sudha malas.

Beberapa orang bilang puasa jangan jadi penghalang dalam bekerja. Bukan alasan untuk penurunan performa. Bahkan di dunia perfitnessan, ternyata ada waktu yang bisa digunakan untuk tetap eksis mengangkat beban atau sekedar treadmill di gym, yaitu beberapa menit sebelum berbuka puasa. Tapi mau gak mau tubuh itu memang berkurang kekuatannya saat puasa kan. Gak ngaruh berapa suplement yang kita makan saat sahur. Kurang tenaga, kinerja badan juga sedikit menurun lah. Wajar.

Kepikiran gak sih bagi kalian bahwa Allah menyuruh kita ini untuk berpuasa 1 bulan dalam 1 tahun sebetulnya untuk Calm down momment bagi kita. Dari 11 bulan kita berambisi mengejar karier, 1 bulan kita untuk tenang, jangan terlalu memikirkan kerjaan tapi mencoba memikirkan hal-hal kecil tapi berarti. Pikirkan kebahagiaan orang tua saat kita memasakan mereka kue kesukaan mereka. Membereskan rumah, mengunjungi saudara, bertemu teman-teman lama. Atau melakukan hal-hal diluar kepentingan pribadi bahkan keluarga. Pikirkan orang lain? Bantu orang lain? Mungkin dengan pemikiran kita segenap daya pikir kita, orang yang kita bantu menjadi lebih baik lagi.

So, bukannya gue malas dalam bekerja saat Ramadhan ini, hanya saja gue melihat kesempatan yang ada ini tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih baik lagi. Sedih aja saat puasa gini masih aja dikejar-kejar client. bagaimana bisa berbuat sesuatu yang Great jika kita masih memikirkan diri sendiri.

Selamat menunaikan ibadah puasa.

Comments

Popular Posts