Kasta di kantor

Hari banyak yang cuti. 3 AE libur. Mereka nampaknya kelelahan setelah event hampir seminggu penuh :) Maklum lah mereka anak-anak baru. Siangnya NOD datang dan menginstruksikan agar anak-anak design pindah ke dalam ruangan yang selama ini dihuni oleh anak-anak AE. Dia sendiri akan berkantor di ruang MApit yang akan dipindahkan ke luar juga. Aneh, keputusan yang aneh. Meski gue anggap sedikit terlambat, tapi gue cukup menyambut baik keputusan itu.

Jadilah kami bertiga mulai memindahkan barang-barang ke dalam ruang tersebut. Barang-barang kami banyak sekali, barang gue sih yang paling banyak. Sementara barang para AE itu tergolong sedikit.

Aneh juga sih, kenapa baru sekarang team design ditempatkan di ruang tersendiri yang nyaman. Gue pernah di satu ruang sendiri pada awal gue di sana. Saat gue masih sendiri. 1 tahun kemudian gue dipindahkan ke luar gabung dengan anak2 lain di sebuah cubical 4 sudut. Tidak lama kemudian Echa datang. Selanjutnya gue masih tetap di luar. Sementara team AE yang semaki bertambahn banyak dimasukan ke dalam ruangan bersama dengan HRD dan operational. Team design tetap di luar. Dengan kebisingan dan panasnya udara karena air conditioner tidak berfungsi secara maksimal. Jumlahnya tidak memadai untuk ruang tamu yang besar dan pintu yang selalu terbuka. Dan terus berlanjut. Bahkan AE sempat ditempatkan di sebuah kompleks perkantoran beberapa ratus meter dari kantor lama, yang meski kecil tapi nyaman.

Penjaga kantor yang saat ini sempat berkomentar tentang kepindahan tema design, khususnya kpd Echa sih. KIra2 seperti ini: Wah Echa juga pindah ke dalam, naik 1 tingkat ya..."
OK, itu mungkin hanya komentar tak berarti dari orang tua yang awam. Tapi komentar itu bukannya tanpa sebab. Dan gue anggap itu muncul karena selama ini yang nampak adalah kesan anak AE adalah golongan "Atas". Orang "Penting" di kantor ini. Yang kemana2 pergi meeting diantar dengan mobil. Yang selalu berkomunikasi dengan client. Mereka yang memberikan brief kepada team creative/design dan juga team operational.

Dan gue pun jadi terbiasa bekerja di keramaian. Paling kalau butuh konsentrasi gue memutar musik dan mendengarkannya melalui earphone.  Gue ingat pernah interview dengan temannya Devi, salah satu pemilik EO juga. Dia kaget mengetahui gue bekerja di ruangan yang "terbuka", yang tidak nyaman.

Meski gue menyukai perubahan ini tapi gue juga punya perasaan aneh dan gak enak. Bukan anak AE saja yang dipindahkan ke luar, tapi juga bos cewek gue pindah keluar. Ruangan dia diisi oleh NOD. Di saat kondisi kantor sedang carut marut. Dan lagi-lagi perasaan tidak enak dengan yang lain ini karena gue tidak menghargai diri sendiri. Menyedihkan.

Comments

Popular Posts