Djakarta Warehouse Project 2013
EAT
Sejak menghadiri acara ini tahun lalu, DWP gue tetapkan menajdi acara wajib hadir tahunan, termasuk tahun ini. Maka seringlah gue mengupdate tentang acara ini. Mulai dari pengumuman pertama dan barisan DJ yang mengisinya, harga tiket hingga penetapan venue. Nah yang terakhir ini yang agak memberatkan. Jauh boo. Jika tahun lalu DWP diadakan di Senayan, tahun ini diadakan di Ecopark Ancol. Mulai direncanakan untuk booking kamar hotel di dekat Ecopark. Eh tapi ticket belum juga dibeli. Sementara harganya terus meroket. Lima hari sebelum hari H, pre sale sudah tidak ada. Harga ticket resmi menjadi 650.000. Beruntung gue dapat beli seharga 400rb dari seorang teman yang batal ikut.
SLEEP
Jadi Jumat itu gue sudah mempersiapkan diri termasuk tidak terlalu memikirkan kerjaan. Untungnya hari itu load kerja memang tidak banyak. Sialnya, gue sempat pusing dan masuk angin. Sudah 3 sashet Tolak Angin gue minum. Termasuk decolgen dan MAKAN yang cukup serta TIDUR siang. Tadinya gue minta tolong diantar teman yang kebetulan rumahnya di Pluit. Tapi langit tampak gelap sejak pukul 5 sore. Akhirnya gue minta tolong tukang ojek langganan kantor mengantarkan gue langsung ke Ancol. Kita berangkat setelah sholat Magrib. Celana pendek, kaos, kemeja flanel untuk menahan angin selama di atas ojek, 2 HP, 1 powerbank, dompet berisi cash secukupnya, 2 kunci kantor dan tentunya ticket DWP 2013.
Jalanan menuju Ancol di Jumat malam itu macetnya alamakjaaannnn.Pegel pantat gue duduk di atas ojek. Gerimis pula. Akhinrya setelah 1 jam lebih gue sampai di depan pintu gerbang ancol. Mobil-mobil sudha antri memasuki gerbang. Hanya beberapa orang yang turun , jalan kaki dari gerbang ke dalam. Sebelumnya kita bayar 17500 per orang. Sebenarnya jalan dari gerbang ancol ke gerbang ecopark cukup jauh tapi kalau sudah semangat terasa dekat. Di depan gerbang ecopark sudha banyak orang berkumpul. Sepertinya mereka belum masuk karena menunggu teman. Termasuk gue menunggu seorang teman. Saat gue hubungi di masih di seputar Monas. Akhirnya gue masuk duluan. Tidak ribet proses masuk ke sana. Dan memang tidak ada ticket box seperti tahun lalu. Jadi tidak bisa beli ticket on the spot. Itu yang membuat Upi gagal nonton.
Sampai dalam bingung. Ada beberapa booth sponsor yang tersebar. Belum nampak panggung utama. Gue sudha lupa denah yang mereka buat. Yang gue lakukan adalah mengikuti jalan setapak yang dihiasi beberap balon lampu di sekitarnya. Cukup menarik. Semakin jalan ke dalam semakin luas. Nampaklah beberapa tenda besar, masih milik sponsor. Ada danau mengitari area utama. Jalan mendaki pun ada. Wow, this place is amazing. Boleh lah menjadi miniatur Tomorrowland, Belgia. Akhirnya gue menemukan Garuda Stage, yang merupakan main area. Luasnya jooooo. Di ujung adalah stage utama. di tengah, tenda FOH, sementara di kanan kiri ada tenda VIP. sementara di belakang ada beberapa tenda sponsor dan tenda minuman. Tapi sata gue ke sana beluma da DJ yang main. Lapangan masih kosong dan kemudian hujan lagi.
RAVE
Gue meninggalkan lapangan Garuda. Keliling area ecopark, akhirnya meneukan sebuah bangun yang menjadi salah satu main stage juga tapi untuk kapasitas sedang (Cosmic Station). Masih sepi tapi sudha ada DJ yang main. DJ lokal, D.U.A dan Justeen with Sliqq. Cukup sebagai pemanasan. Untuk menambah panas, gue membeli minuman di sana dengan menukarkan 2 token seharga @ 35.000,-. Seperti tahun lalu, makan dan minum di sini dijual dengan menukarkan token yang kita beli di spot token. Mumpung sepi gue membeli 6 token sekaligus. Lalu gue kembali ke Stage Garuda yang ternyata sudah mulai penuh oleh pengunjung. Saat itu yang main seorang DJ perempuan, Yasmin. Apes bagi dia, di tengah permainannya sound system sempat mati. Setelah Yasmin, disusul Creme de la creme lalu kemudian Angger Dimas. Nah, mulai panas dan mulai deh turun hujan lagi. Dan semakin deras. ITS A RAVE PARTY.
Setelah Angger Dimas adalah Martin Solveig. DJ semi gadun ini bermain di bawah siraman hujan yang semakin deras. Tapi gue dan penonton di lapangan garuda tidak beranjak pergi. Baju semakin basah, tanah semakin lembek. Ketika kita mencoba loncat, yang ada kaki amblas ke tanah. Yang pakai sendal jepit jangan coba meloncat deh karena akan putus. Gue lihat sepatu gue sudah tertutupi oleh lumpur. Dan kaki bawah gue terciprat banyak lumpur juga. Celana dan kaos pun ikut terkena. Semakin gila dan semakin mabok akibat 3 gelas Chivas. Udara dingin membuat gue sering kebelet pipis. Di antara jeda DJ gue menyempatkan diri menuju area WC umum.
foto dari rukes.com |
Setelah MArtin Solveig lanjut Zedd. DJ ABG ini ternyata banyak sekali fansnya. Termasuk gue sih. Sing along tidak dapat dihindari saat Clarity diputar. Nah saat Zedd main inilah gue mulai merasa capek. Saat Zedd gue kebagian berdiri di samping tenda FOH. ketika capek gue bersandar pada pagar besinya. Gue semakin mual karena di dekat gue ada beberapa orang yang merokok. Ada satu yang di depan gue, cowok pendek merokok tapi tangan yang memegang rokok diacungkan ke atas. Jadinya asapnya kena hidung gue. Gue sangat sensitif terhadap asap rokok. Aneh bagi beberapa orang mungkin, termasuk SPG rokok yang menawarig ue rokok juga kaget begitu gue bilang kalau gue tidak merokok.
Kelar Zedd, panggung garuda kosong dalam waktu yang cukup lama. Music yang diputar playback. gue meninggalkan kerumunan, mencoba mencari udara segar. Mau duduk juga bingung karena kantopng celana gue penuh barang. Mencoba menghubungi teman yang berada di situ pun sia - sia nampaknya karena sinyal tidak ada. Gue mulai jalan smepoyongan gak tentu arah. Akhirnya gue sampai di dekat danau dimana tepiannya cukup landai dan berumput. Beralaskan kemeja flanel gue duduk di sana. Mencoba mengeluarkan angin dengan mengurut - urut badan sendiri :D. lumpur di kaki gue sudah mengering. Beberapa orang turun ke danau untuk mencuci kaki atau sepatu. Gue takut. Takut kehilangan keseimbangan terus kecebur kan bahaya. Baju basah dan udara dingin membuat gue menggigil. Akhirnya muntah tak terelakan. MAsih dalam posisi duduk gue muntah di depan diri gue sendiri. Untung muntahnya tidak banyak dan berupa air saja. Setelah itu gue merasa ngantuk. Tanpa sadar gue tertidur masih dalam posisi duduk di tepi danau. Sayup - sayup gue dengar di Stage Garuda Alesso sudah mulai bermain. Meski gue ngefans banget dengan dia tapi apa daya badan sudah lemas. Beberapa kali terbangun, orang-orang yang duduk di dekat gue berganti - ganti. Ada 1 orang yang tetap. ternyata dia tidur juga.
Akhirnya gue menyerah. Pulang. Dengan sempoyongan gue berjalan keluar. Keluar ecopark dan keluar gerbang Ancol. Entah berapa jauhnya tapi ternyata gue kuat juga. Di luar mobil-mobil juga sudah banyak yang hendak keluar tapi terjebak macet. Tidak ada gue lihat taxi blue bird. Yang ada taxi lain yang reputasinya tidak bagus. Ada 1 express taxi. ternyata dia memasang tarif sendiri. Dia minta 200rb untuk mengantar gue ke mampang. Gue tawar 150rb eh mau. Akhirnya sampai gue di kantor. Buka sepatu dan buka baju semuanya. Lelah, bahagia, tepar.
NEED A REPEAT
Comments