I LOVE YOU. DO YOU?
Hari selasa hari jadi lebih sibuk daripada senin kemaren. Mendesain backdrop dari Frisian Flag. Sudah lama kantor tidak melayani client dari frisian flag. Hampir "dimusuhi" karena semua orang-orang lama telah pergi dari perusahaan susu asal Belanda itu.
Seharusnya mudah ya mendesain backdrop. Tapi karena sudah lama tidak mengetahui perubahan arah design mereka, dan brief dari mereka pun tersandung rambu-rambu dari mereka sendiri. Dan gue beserta kantor masih juga setia dengan pakem design mereka, maka design backdrop itu pun masih belum mereka aproval. Ini sudah revisi yang ke dua. Dari revisi pertama diperoleh kesepakatan 1 bentuk garis besar design. Tapi mereka minta beberapa penyesuaian. Dan jujur aja brief dari AE gue kali ini kurang tepat sasaran karena disarikan dari anak2 baru. Dan juga dari client ada 2 suara mengenai design itu. YAng satu ingin tampak premium tapi yang satu lagi juga ingin tampak hard sale.
Akhirnya hari ini diperoleh kesepakatan design dari pihak internal kantor. Dalam hal ini bos gue. Dan dari kesepakatan design itu dihasilkan dengan mengabaikan ebebrapa mandatori dari client. Semoga saja client setuju dengan design ini. Sejauh ini belum ada balasan dari mereka.
Begitu melelahkan. Ngantuk karena pola tidur gue yang acak-acakan. Kemaren saja gue terbangun jam 4 pagi dan tidak bisa tidur lagi hingga gue ke kantor. Di kantor gue harus minum kopi kental agar tidak ngantuk. Hasilnya tadi gue gemetaran. Muka kucel, rambut kusut karena belum sempat juga potong rambut.
Ditambah suasana kantor yang sepi. Junior AE pun sepertinya tertekan karena sering melakukan kesalahan. Dia sedang dalam masa penggemblengan. Sementara Senior AE yang baru, gue tidak melihat kesenioran dalam keahlian diri dia. Bahkan nampaknya dia stres.
Hari ini Irma dan Andry datang. Mereka 2 teman gue yang resign. Senang rasanya mereka hadir meski dalam kapasitas sebagai feelancer demi melanjutkan project yang tersisa.
Kalau sudah begini gue menjadi marah. Marah terhadap kantor. Yang tidak bisa menjaga kelangsungan hidup kantor sehingga menelantarkan karyawan-karyawan ayng lain. Mereka bilang sekarang kita harus berusah lebih giat lagi. Gue gak terima. Selama ini gue sudah berusaha keras. Team yang lain juga sudah berusaha keras. Tapi percuma saja kalau tidak semua bekerja keras. Percuma saja kalau ada pihak yang seenaknya saja bekerja tanpa ada rasa tanggung jawab ayng tinggi dan ironisnya tidak ada tindakan lanjut dari kantor. Sudah lama kantor mendiamkan pribadi-pribadi yang pemalas di kantor ini. Sudah berapa kali gue melihat mereka begitu dibela dan disayang. Atas nama kasihan.
Gue sudah lama di kantor ini. Masa - masa sulit sudah pernah gue rasakan dulu. Lalu perlahan perusahaan semakin berkembang. Ritme kerja pun sudah gue rasakan semakin membaik dengan semakin jelasnya job desk. Karyawan semakin banyak. Tapi kemudian terlena. Semakin merasa hebat semakin berani ekspansi. Percaya diri yang berlebihan. Tanpa adanya upaya untuk menambah kualitas karyawan. Merekrut yang baru yang bagus tapi tetap membiarkan yang lama berjalan di tempat. Sekarang mereka meminta gue dan sisa-sisa rekan yang lain untuk bekerja lebih keras lagi. Tapi hak kita ditiadakan. Ditunda istilah mereka.
Gue sebenarnya cinta perusahaan ini. Gue besar di sini. Gue menaruh kepercayaan di kantor ini. Gue percaya gue bisa berkembang di kantor ini. Siapa sangka gue bisa terlibat dalam proses pembuatan sebuah majalah, mulai dari konsep, layout hingga pencetakan. Siapa sih yang sangka gue bisa mendesign booth dan panggung. Belum tentu di agency lain gue berkesempatan survey tempat ke Bali. Cinta terhadap perusahaan ini juga yang membuat gue memberi banyak pertimbangan untuk pindah ke tempat lain.
Tapi apakah kantor ini cinta gue? Menghargai gue? we can not call it relationship then.
Comments