Creative Mind

Minggu lalu ada Spike di Singapore. Sebuah festival periklanan terbesar di asia tenggara. Di situ juga ada banyak workshop tentang periklanan. Gue beberapa tahun yang lalu pernah ikut. Tahun ini tidak ikut karena krisis ekonomi global abal abal. 

Coming soon akhir minggu ini ada 2 ajang kreative lainnya. Festival Design Grafis dan Festival Social Media serta IDEAFest. Semua mengclaim akan menghadirkan orang-orang terkreative sebagai pembicara. 

Dari sedikit seminar maupun pameran kreativity yang gue hadiri gue menarik kesimpulan, hal-hal itu cukup menutrisi otak kita selama beberapa minggu kedepan setelah acara itu berjalan. Mungkin paling lama 1, 2 bulan. Setelah itu kita akan lupa atau sudah tidak sempat mengingat lagi apa yang sudah kita lihat karena sibuknya pekerjaan. 

Ide design yang dilihat di pameran, untuk apa? ditiru atau sekedar menginspirasi? Dua hal itu beda tipis. Segala teknik mencari ide yang dikemukakan para pakar, apakah bisa diterapkan? Mungkin bisa, mungkin juga tidak. Kunci dari ide yang cemerlang adalah otak yang sempat menyerap banyak hal di luar rutinitas kerjaan dan kondisi yang tenang. Percuma dengan metode mencari ide terkini tapi otak kita lelah. 

Satu lagi. Semua yang creative yang dipamerkan itu adalah hasil akhir. Tapi proses bagaimana para pembuat hal creative itu tidaklah ditampilkan. Berapa lama proses brainstorm, bagaimana proses eksekusi, semua itu gue yakin butuh waktu yang tidak singkat. 

Gue mungkin terkesan anti dengan segala acara creativity tersebut. Gue mendapat inspirasi dari film, buka majalah fashion, acara televisi, jalan-jalan di mall. Otak gue menimbulkan ide saat malam hari sebelum gue tidur, saat bengong di metro mini, saat buang air besar. Begitu sederhana ide itu didapat. Cukup luangkan waktu untuk mengitirahatkan pikiran yang suntuk. 

Comments

Popular Posts