Skip to main content

Investasi

 
Seorang teman ingin membeli rumah dengan cara menyicil. Dengan kredit kepemilikan rumah. Lokasinya jauh dari pusat kota. Kalau kata orang di wilayah Jakarta Coret. Tapi dia dan suaminya tetap membelinya karena harganya yang murah. Harga tanah dan bangunan yg selalu naik diharapkan menjadi investasi bagi mereka. Jarak yang jauh dengan tempat kerja tidak mengurungkan niat mereka. Rumah itu nantinya bisa disewakan terlebih dahulu. Bisa menjadi pemasukan pasif katanya. 

Seorang teman lagi gemar membeli emas. Emas yang dia beli berupa perhiasan. Dia sempat menggadaikan emasnya untuk biaya sekolah anaknya. Emas yang harganya tidak pernah melorot turun itu menjadi investasi bagi dia.

Beberapa orang ikut bermain saham atau dana reksa di lantai bursa. Mulai dengan jumlah yang kecil hingga besar. Sempat menjadi booming. Bahkan sebelum gue bekerja sebagai designer sempat diinterview di sebuah perusahaan yang gedungnya di kawasan Elite perkantoran SCBD. Posisinya sebagai pialang. Beberapa orang menganggap bermain saham adalah investasi mereka.

Yang enggan berinvestasi dengan barang-barang di atas lebih memilih untuk menabung atau deposito. Uangnya diendapkan di bank dengan harapan akan tumbuh dari bunga.

Gaji tiap bulan gue ludes selalu. Gaji itu gue pakai untuk bayar listrik, telepon, transportasi ke kantor, belanja harian nyokap, uang iuran internet dan tv cable dan juga cicilan kartu kredit. Belum lagi gue habiskan juga untuk nonton film-film terbaru di bioskop, makan-makan di restaurant, beli buku-buku dan majalah, beli pakaian. Tidak ada investasi bagi gue. Atau tidak ada investasi seperti beberapa contoh di atas. Karena...

Bisa jadi sebenarnya gue justru juga berinvestasi tapi dalam bentuk lain. Gue membeli buku agar otak gue terus dijejali oleh cerita-cerita bermutu yang dapat mengasah kemampuan gue menulis. Majalah-majalah itu untuk meng-update otak gue dengan visual-visual indah yang membantu gue mencari inspirasi jika sedang mendesign. Film-film yang gue tonton dan acara dari tv cable yang berisikan tayangan2 dari luar membuka wawasan gue agar bisa berpikir global. Demikian juga dengan internet. Semua membantu gue mempercepat proses pencarian ide. Makanan dri restaurant mahal juga membuat gue tahu mana makanan dengan standart rasa yang bagus. Gue bisa membandingkannya dengan masakan gue. Lalu pakaian yang gue beli bisa menambah wawasan gue akan design baju dan kualitas bahan yang bagus.

Jadi gue berinvestasi dengan hal yang tidak menghasilkan materi melainkan investasi untuk kelangsungan pikiran gue agar terus berkarya mengeluarkan ide-ide cemerlang dalam setiap kegiatan gue mendesign, apapun yang akan gue design nantinya.

Comments

Popular Posts