Sibuk yang menyakitkan hati
Seberapa sibuk gue? Gila sibuk. Dan entah kenapa gue masih kuat saja. Atau dalam perjalanan menuju tumbang? Gue sempat cuti di hari kejepit (17/5). Tapi itupun sebelumnya gue diare selama 2 hari. Setelah itu gue kembali sibuk hingga masuk di weekend berikutnya.
Diawali dengan project klinik stop merokok. Projek yang menyesakan hati. Dari banyaknya materi promosi dan penunjang seperti brosur, buku pasien, surat perjanjian, doctor guidance, baru benar-benar diaproval rabu sore. Dan mereka minta diproduksi dalam jumlah sedikit (5 set) untuk dipakai hari jumat. JAdinya harus dicetak digital. Untunglah ada tempat percetakan yang buka 24 jam. Di daerah Bendungan Hilir. JAdi pergilah gue ke sana dengan ojek setelah sholat magrib. Untung tidak mengantri. Hinga jam 9 belum juga selesai, akhirnya tukang ojek itu gue suruh pulang. Proses cetak selesai jam 12 malam. Dan itu pun baru sebatas mencetak dan memotong bagian ayng lurus-lurus saja. Sementara untuk amplop dan pemisah halaman maupun cover belum dipotong. Gue pulang ke kantor dengan taxi. Setelah sampai kantor gue berencana pulang. Sisa pengerjaan akan dilanjutkan pagi hari saat yang lain sudah masuk. Tapi kemudian terpikir oleh gue bahwa mereka pun di pagi harinya sudah aada tugas lagi yang harus mereka kerjakan. Bukan dari gue, tapi dari pihak lain, dalm hal ini AE. Dan sebagai pembenarannya, AE mendapat titah dari client. BIsa ngomong apa gue kalau sudah begitu? Jadilah gue kerjakan proses pemotongan yang belum selesai itu sendirian hingga pukul 3 pagi hari.
Belum selesai penderitaan gue minggu itu. Jumat gue dibrief untuk membuat booth sebesar 6 x 6 meter untuk dipresentasikan ke client senin harinya.Kepala gue sudah tidak mau berpikir lagi. Muak dengan segala dateline ini. Gue tidak meneruskan mendesign jumat itu juga. Gue memilih pulang, mecoba membuatnya di rumah. Tapi yang etrjadi adalah gue begitu lelah. Sampai di rumah gue tertidur. Sabtu paginya begitu lemas untuk ke kantor. Padahal gue sudah berjanji dengan 3D artist untuk memberikan draf design untuk dibuatkan dalam bentuk 3D sore harinya. Gue ke kantor terlebih dahulu demi mencoba meraih ide. Tapi yang ada adalahd i antor yang sabtu libur pun gue harus etrusik dengan kedatangan bos gue untuk emngurus again, revisi project lain. Project yang mengesalkan karena dalam project ini kita justru menjadi EO, bukan agency. Konsep dan design dari agency lain. Tapi FA pun mereka tidak bisa menyediakan dengan sempurna. MAsih saja harus melibatkan team art gue.
Akhirnya Sabtu itu tidak banyak yang gue hasilkan. GUe terpaksa mengundur jadwal temen gue untuk membuat 3Dnya menjadi hari minggu. Untungnya hari minggu itu semua berjlana cukup lancar. Meski harus selesai hingga pukul 10 malam.
Comments