Make me laugh Robin Williams

Minggu yang berat lagi. Ditambah musibah banjir. Yep banjir di bulan Agustus. Dan banjir bukan sembarang banjir, banjirnya sudah sampai memasuki pekarangan kantor. Hal itu pernah terjadi beberapa tahun yang lalu. Saat itu bisa dimaklumi karena merupakan siklus 5 tahunan sekali dimana jakarta tergenang banjir besar. Dan itu pun terjadi di bulan Februari. Warga kantor masih dalam keadaan lengkap, karena banjir sudah mulai sejak sore hari. Akhirnya kita diefakuasi oleh perahu oleh tim SAR pukul 11 malam. Gue tidak pulang karena gw cemas akan kondisi di jalan cipulir. Gue diinapkan di hotel terdekat. Untung air sudah surut keesokan harinya, menyisakan lumpur. Warga sekitar sibuk membersihkan rumah mereka masing-masing. 

Kondisi kantor sudah bersih kembali. Bahkan internet sudah nyala. AKan tetapi anak-anak yang lain lebih memilih kerja di luar. Gue sendiri memilih kerja di kantor saja. Lebih nyaman dan cepat jika bekerja menggunakan software design dengan PC. Tapi pada akhirnya gue harus pergi juga ke mall demi melakukan weekly meeting via skype. I know skype tapo yah emang dari dulu gak minat untuk bikin. Kalau harus buat sype dulu di kantor, gue juga gak punya mic. Jadilah weekly meeting di sebuah cafe di KotaKasablanca. Tau kan bagaiamana komnikasi di Indonesia saat ini? Internet aja masih kembang kempes. Jadilah kita teriak-teriak di tempat umum agar suara lebih bisa terdengar oleh teman-teman lainnya. Sungguh tidak efektif. Menurut gue stupid aja berbicara keras-keras tentang internal kantor di tempat umum. Oh iya, kan sebelumnya gue mengerjakan design presentasi biar cantik nih. Nah gue bawa kerjaan itu ke mall dengan laptop gue. Udah lama gak  bekerja dengan laptop itu. Ternyata gue dibully abis-abisan oleh ilustrator di laptop itu. Tambah KZL. 

Dua hari yang lalu gue dapat kabar buruk menyangkut team gue. Satu orang content developer dan 1 orang designer memutuskan resign. Echa, designer yang sudah lama di TM akhirnya memutuskan resign dengan alasan untuk membantu usaha orang tuanya yang sudah semakin tua. Lalu diana. Dia termasuk anak TM yan gbaru masuk awal tahun lalu. Belum genap setahun kita berdua sudah sangat akrab. Sebulan yang lalu dia meminta resign karena Ayahnya terkena stroke dna harus menjalani fisioterapi dalam jangka waktu yang lama. Sementara di rumahnya hanya ada dia dan ibunya yang bisa mengantar terapi. Awalnya permintaan resign itu ditolak kantor. Apalagi dia sudah dikontrak selama 2 tahun. Diambil jalan tengah dia boleh remote working. Jam kehadiran di kantor hanya setengah hari. Tapi dengan alasan performa yang menurun akhirnya kantor mengizinkan dia keluar. 

Malam ini, ketika gue kembali ke kantor. Yes people, gue balik ke kantor demi mengerjakan kerjaan design ini. Ujug-ujug HRD gue datang membawa kabar buruk lagi. Satu designer gue resign lagi. Rikke, baru saja kemaren malam mengirimkan surat resign. Tarik napas. 

Sedih yes. Tapi gue juga gak bisa menahan mereka. Munafik aja kalau gue bilang tempat ini bagus buat seorang designer. Apalagi orang yang pure minatnya ke graphic. Banyak kelelahan yang keluar dari mata anak buah gue. Mereka sudah bekerja semampu mereka. Yes, kadang gue kesel dengan kerjaan mereka tapo again tanpa bantuan mereka ide-ide gue nothing. Sedihnya lagi kepergian mereka diawali dengan berkurangnya perhatian gue kepada mereka sebagai seorang Art Director. Gue disibukan dengan kerjaan baru gue, jabatan rangkap sebagai seorang group head. Sebuah keputusan yang jujur saat ini gue sesali kenapa gue mengambilnya. Dan sebuah kebijakan yang jujur menurut gue , again, secara gegabah diambil oleh kantor. 

Robin Williams meninggal kemaren malam waktu US. seorang comedia yang sudah mengibur gue selama beberapa tahun ini. Gak sedikit film-film dia yang juga membuat kita haru dan tertawa secara bersamaan. Dan saat ini gue butuh seorang seperti dia. 

Comments

Popular Posts