Style just as a skin

 Sabtu kemaren gue beli majalah baru, NYLON. Sebuah majalah frenchise dari luar. Gue kurang tahu dari negara mana. Gue pernah dengar saja, dan melihat beberapa covernya di stand majalah import. Sepertinya tetap majalah lifestyle dengan sement anak muda. Dan ternyata ada 2 macam majalah Nylon ini. Nylon, yang dikhususkan buat perempuan, dan Nylon Guys, yang dikhususkan bagi pria. Senang juga sih ada yg mau mengambil nama brand majalah luar dengan segment berbeda. Biasanya kebanyakan majalah perempuan dewasa. Nylon ini, khususnya guys kalo gue lihat untuk anak muda yang sudah cukup mapan. Kalau tidak kuliah , sudah lulus, atau yang baru mulai kerja. Di atas Hai/Trax dan dibawah Esquire. Designnya cukup bagus, meski gak bisa dibilang unik ya. Karena di beebrapa majalah luar lainnya seperti skeater, gue sudah pernah melihat jenis layout seperti Nylon ini.

Artikelnya banyak menyorot lifestyle, musik, butik, clothing line. Gue belum sempat membaca keseluruhannya sih. Seperti majalah-majalah yang lain, gue lebih menfokuskan kepada gambar dan design layout dulu. Untuk ukuran majalah remaja (dewasa) artikel di Nylon etrgolong "padat" Dalam arti ukuran fontnya tergolong kecil dengan jarak antar baris yang rapat. Untuk fashion di edisi perdana ini cukup mendominasi. Ada beberapa daftar fashion item dengan tag price masing-masing. Mulai dari jeans, kaos, tas, sepatu, topi hingga gelang.  Harganya beragam, ada yang ratusan rbu hingga 1 juta lebih. Berlaku untuk brand-brand etrnama. Dan produknya adalah jeans dan sepatu. Its okey lah ya harga mahal untuk item seperti itu. Tapi kemudian setelah gue lihat lagi, ada 1 jenis item yang memiliki harga lebih dari 1 juta. Bisa sampai 5 juta. Dan ukurannya kecil. Wrist Watch. Kasarnya gelang. Dan gelangnya bukanlah yang berbentuk ukiran dari emas bertahtakan berlian. Gelang dengan gaya anak muda jalanan. Ada berbentuk anyaman, manik2 kecil, maupun seutas kulit sederhana. Tapi harganya, untuk brand Tod's dibandrol 2.2250.000. Sementara Bottega Veneta lebih gila lagi, Rp 5.600.000,- Gucci masih lebih murah, Rp 2.800.000,- :p  Di sebelah halaman list barang itu ada seorang model pria berpose dengan jenas lusuh, sepatu booth, kaos lengan buntung, topi dan beberapa wrist watch tadi. Image yang ditampilkan adalah gaya jalanan. Rocker or sedikit punk.

Lalu gue berpikir (mungkin dengan egoisnya), apakah mereka mengerti esensi dari gaya jalanan tersebut? Apakah mereka yang menggunakan wrist watch seharga 5 mio itu pernah berjalan di trotoar jakarta yang panas? Apakah boot kulit dia itu pernah terselimuti oleh debu jalanan jakarta atau terciprat lumpur ketika hujan? Gue hampir yakin 100% mereka itu naik mobil untuk bahkan hanya berpergian antara 2 mall ayng berdekatan.

Kembali gue teringat waktu dulu gue memilih jaket untuk melindungi tubuh gue dari hujan dan dinginnya angin. Waktu itu masih kuliah. Jaket yang bagus yang gue lihat di mahalah harganya mahal sekali. Di artikel fashion itu disebutkan tentang musim hujan yang akans egera tiba. Dengan jaket/jas hujan yang bagus itu pemakainya tetap terlihat stylist meski terkena hujan. Dengan harga selangit, apakah pemakainya akan terkena hujan? Bukankah mereka kemana-mana, lagi, menggunakan mobil sehingga mereka terlindungi dari derasnya hujan? Paling juga gerimis karena berjalan antara mobil dengan lobby mal. 

Di negara sana, eropa, amerika atau negara asal brand mahal itu, harganya cukup terjangkau oleh kantorn sebagian besar anak mudanya. Dan mereka yang mampu membelinya pun meski mahal, masih mau menggunakan transportasi umum, masih berjalan-jalan di trotoar yang basah. Mereka masih menjalani apa yang disebut sebagai street style. Mereka masih menapaki trotoar untuk jarak yang cukup panjang. Jalanan masih menjadi runway bagi mereka yang mengapresiakan street wear style. Tidaks eperti di sini, yang berlindung di dalam nyamannya mobilmaupun ademnya mall.