Untuk Presiden dan Negara Ku
Hari ini Presiden Republik Indonesia yang ke 7 Diambil sumpahnya untuk menjabat selama 5 tahun ke depan. Presiden Joko Widodo.
Sosok yang penuh kontroversi selama perjalanannya menuju jabatan Presiden saat ini. Tidak ada sepak terjangnya selama terjun di dunia politik yang bisa dikategorikan kontroversial. Semua program yang pernah dia buat adalahs ebuah hal yang lumrah yang akan dibuat oleh siapapun yang benar-benar berniat untuk memimpin demi kebaikan. Ironinya kontroversi ini terjadi karena di negara ini sudah buta mana yang baik dan mana yang buruk.
Banyak yang membela mati-matian tapi lebih banyak lagi yang mencela mati-matian. Bahkan hingga memakai sumpah mati pula. Segala cara dilakukan. Menyebarkan informasi palsu atas nama jurnalisme. Agama sudah tentu menjadi senjata utama. Kurang keji apa jika memfitnah seseorang kafir.
Perlawanan tidak melulu dari orang bodoh. Orang yang pintar, ataus etidaknya dianggap pintar pun ikut menentang beliau. Amien Rais salah satunya. Sosok yang dulu berkoar-koar menyerukan reformasi dengan salah satu agendanya pemilihan pemimpin langsung oleh rakyat kini memihak sebaliknya. Patut dipertanyakan apakah saat reformasi dulu dia tulus atau hanya mencari popularitas saja. Jujur gue malu sempat menghormati manusia satu ini.
Euforia perubahan memang sangat menggempitakan. Sudah pernah terjadi saat awal reformasi dahulu. Saat Presiden Soeharto emngucapkan pidato pengunduran dirinya disambut gempita mahasiswa yang menduduki Gedung DPR. Euforia itu dulu juga sangat menjangkiti gue. Harapan besar.
Dalam perjalannya sejak awal reformasi itu hingga kini, gue banyak belajar. Bahwa perjuangan itu tidaklah sebentar. Bahwa banyak orang yang tidak kuat berjuang berakhir letih dan kembali melihat ke belakang. Terbuai kenangan. Bahwa kejahatan akan selalu mencari jalannya dalam bentuk-bentuk baru. Bahwa kejahatan di negara ini tidak didalangi oleh satu orang. Bahwa kejahatan di negara ini sudah menjadi kejahatan kolektif. Bahkan sudah menjadi sebuah keluarga besar. Atas nama kekeluargaan, atas nama solidaritas dan agama.
Euforia gue perlahan tapi pasti menjadi sebuah kekaleman. Diam. Mencermati.
Bahwa memang bangsa ini masih perlu belajar lagi. Bahwa memang bangsa ini harus mumbuka mata lebar-lebar. Bahwa memang bangsa ini harus membuka pikiran mereka seluas-luasnya. Bahwa memang bangsa ini adalah bangsa yang lelah. Perjuangan negara ini sangat panjang. Akan tetapi masih kalah panjang daripada perjuangan bangsa yang besar lainnya. Bahwa masyarakat saat ini sangat cepat lelah. Bangsa ini melupakan sejarah. Bangsa ini melupakan perjuangan pahlawan-pahlawannya yang 350 tahun berjuang melawan penjajah. Baru 16 tahun reformasi banyak dari kita yang sudah menyerah dengan menghujat reformasi dan membanggakan orde baru.
Tadi pagi Joko Widodo disumpah untuk mejabat Presiden Republik Indonesia. Gempita kemeriahan pesta rakyat menyambut prosesi ini. Harapan-harapan banyak dipanjatkan oleh rakyat negara ini. Perjuangan yan gberat Pak. Jegalan selalu akan ada, Untuk pendukung-pendukung Jokowi, perjuangan kita tidak berhenti di sini. Mari sama-sama berjuang. Berjuang untuk negara ini. Bukan hanya untuk golongan kalian. Rangkul pihak-pihak yang bersebrangan dengan Jokowi. Mari kita bersama berevolusi mental.
Doa untuk setiap usaha kita.
Bismillah.
Comments