The Booth and The Bold
Sabtu gue cadio di beberapa mall. Cardio artinya jalan-jalan seputar area mall dan cukup membuat kaki pegal. Di PS , tempat yang tepat untuk menunggu lama bagi gue bukanlah di sebuah restaurant, melainkan di Kinokuniya. Dan gue kebetulan meneukan koleksi buku-buku design yang baru di sana. Buku-buku design booth, display dan konstruksi lainnya. Bagus-bagus design yang ditampilkan. Out of the box. Dan kalau di lihat lagi , kesamaan dari semua design itu adalah space mereka luas. Baik lebar maupun tinggi ruangan yang mereka dapat.
Merenung.
Selama ini gue selalu kebagian mendesign booth dengan ukuran luas maksimal 3 x 6 meter itupun di tahun pertama gue mendesign booth. Selebihnya luas lantai yang gue peroleh 2x2m atau 2x3 m dan tinggi 2,5 meter.
Keterlibatan gue sebagai seorang graphic Designer dalam mendesign konstruksi (booth, stage, display) diawali pada sebuah event launching produk susu buat anak. Awalnya bukan gue yang kebagian mendesign booth games. Tapi pihak yang ditunjuk nampaknya kurang bisa memahami keinginan client. meski games booth itu dperuntukan bagi karyawan mereka tapi brandnya sendiri adalah untuk anak-anak. Jadi kurang kiddy lah. Jadinya gue berusaha keras mencoba mendesign booth games untuk ukuran 2x2 m dengan melihat kembali karakteristik dari brand yang bersangkutan. Hasilnya? Design booth gue diterima client. Padahal gue hanya membuatnya dengan coreldraw sementara vendor yang tadi membuatnya dengan program 3D max.
Booth berikutnya yang gue buat adalah untuk obat batuk anak, Triaminic. Mereka terlibat dalam acara Bobo Fair dengan tema kebaharian. JAdinay boothnya gue buat dalam bentuk perahu yang di dalamnya banyak permainan-permainan. Luasnya 3 x 6m, tapi sebenarnya itu pun sudah sempit. Yang menyenangkan adalah produk mereka sudah memiliki banyak karakter yang kiddy yang bisa dipakai menjadi art work di dalam booth. Dan sampai saat ini pun gue masih bangga dengan hasil booth itu.
Sampai sekarang gue sudah mendesign beberapa booth untuk produk farmasi dan susu buat anak. Dengan booth yang sempit itu ada client yang ingin menaruh 5 poster besar di dindingnya. Atau mndesign booth yang knock down dan bisa disesuaikan dengan luas ruang yang tersedia. Atau booth buat naka tapi ingin seekclusive booth cosmetic itu pun sangat bikin gue pusing.
Itu dari sisi client. Belum lagi dari sisi budget maupun vendor booth. Budget yang terbatas memaksa kita menahan diri agar tidak menggunakan bahan-bahan yang mahal sepetrti acrylic maupun teknology visual. Ataupun kalau untuk mendesign stage, jangan terlalu bermacam-macam bentuk untuk flooring karena akan menambaha budget yang signifikan. Dari segi kemampuan vendor booth dalam menciptakan bentuk-bentuk yang aneh pun juga mempengaruhi gue dalam mendesign. Sehingga sering gue bermain di zona design yang aman. PErcuma juga dah didesign bagus-bagus tapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Jadi kembali lagi ke buku-buku design itu. Mereka boleh aja bagus tapi mereka kurang tantangan. Tantangannya adalah: Minimalis di segala aspek :)))))
Comments