Secure System
Waktu itu ada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang menyedia jasa secure system meminta kami untuk membuatkan teaser yang nantinay akan mereka berikan kepada para future client. Setelah melalui badai otak yang memusingkan, akhirnya kami sepakat untuk memberikan gembok sebagai teaser perusahaan tersebut. Gembok kan sebagai salah satu alat pengaman yang cukup ampuh dalam mengamankan sesuatu. Bisa dikaitkan di pagar, pintu, lemari, sepeda bahkan mobil. Itu cukup traditional tapi masih banyak dipakai. Taglinenya sih if you want more security system ...contact us (ngerti kan maksudnya?). Dan memang bukan itu yang mau gue bahas di bog indang.
Adalah salah satu Pemda yang mengeluarkan sebuah Perda yang lumayan mengejutkan sekaligus menggelikan. Lebih geli daripada digelitik pake bulu ayam dibagian perut. Peraturan tersebut mengharuskan setiap tukang pijit di panti-panti pijat memakai celana yang diberi gembok. Alasannya, untuk menghindari praktek esek-esek. Kunci dari gembok-gembok tersebut dipegang oleh seorang petugas. Hmmm, jadi penasaran bagaimana seleksinya ya?
Kalau dipikir-pikir, apa memang itu pemecahan masalah yang tepat? Dalam setiap transaksi ada dua pihak, yang meminta dan yang menyediakan. Yang meminta pastilah selalu ada. Kalau begitu tergantung yang menyediakan kan? Kalau mereka tidsak mau ya tidak ada masalah kan? Kalau peminta ngotot? Ngotot dengan mata melotot mau ng#ntot, berarti ada unsur pemaksaan, bisa tergolong tindak pemerkosaan. Gampang kan? Kalau kedua - duanya mau? Seribu jalan menuju Roma akan mereka tempuh.(Gak juga 1000 ya jumlahnya) Apa susahnya bikin kunci duplikat. Tinggal "pinjam" sebentar ke orang yang memegang kunci. Beres sudah. Dengan beberapa lembaran warna merah tentunya, atau minimal yang biru, enggak susah koq. Pasti mau. Seputus asanya orang, ya digunting di bagian yang penting-penting saja, kalau sudah ya dijahit lagi. Jadi selain bawa kondom ya harus bawa alat jahat (eh jahit) sendiri.
:Mbak, celananya digembok ya?" "Iya nih mas..." jawab sang pemijit dengan manja. "Cuma celana kan yang digembok?" "Eh...iyaa...." "Mulut enggak kan..?" "Maksud Maaaasss....?" "BJ yuuukkk...?" Yuuuuuuukkkk mareeee.....
Adalah salah satu Pemda yang mengeluarkan sebuah Perda yang lumayan mengejutkan sekaligus menggelikan. Lebih geli daripada digelitik pake bulu ayam dibagian perut. Peraturan tersebut mengharuskan setiap tukang pijit di panti-panti pijat memakai celana yang diberi gembok. Alasannya, untuk menghindari praktek esek-esek. Kunci dari gembok-gembok tersebut dipegang oleh seorang petugas. Hmmm, jadi penasaran bagaimana seleksinya ya?
Kalau dipikir-pikir, apa memang itu pemecahan masalah yang tepat? Dalam setiap transaksi ada dua pihak, yang meminta dan yang menyediakan. Yang meminta pastilah selalu ada. Kalau begitu tergantung yang menyediakan kan? Kalau mereka tidsak mau ya tidak ada masalah kan? Kalau peminta ngotot? Ngotot dengan mata melotot mau ng#ntot, berarti ada unsur pemaksaan, bisa tergolong tindak pemerkosaan. Gampang kan? Kalau kedua - duanya mau? Seribu jalan menuju Roma akan mereka tempuh.(Gak juga 1000 ya jumlahnya) Apa susahnya bikin kunci duplikat. Tinggal "pinjam" sebentar ke orang yang memegang kunci. Beres sudah. Dengan beberapa lembaran warna merah tentunya, atau minimal yang biru, enggak susah koq. Pasti mau. Seputus asanya orang, ya digunting di bagian yang penting-penting saja, kalau sudah ya dijahit lagi. Jadi selain bawa kondom ya harus bawa alat jahat (eh jahit) sendiri.
:Mbak, celananya digembok ya?" "Iya nih mas..." jawab sang pemijit dengan manja. "Cuma celana kan yang digembok?" "Eh...iyaa...." "Mulut enggak kan..?" "Maksud Maaaasss....?" "BJ yuuukkk...?" Yuuuuuuukkkk mareeee.....
Comments